Ciri-Ciri Sekolah Yang Membuat Bahagia Siswanya
Sekolah harus menjadi institusi pembelajaran yang membuat anak kita bahagia. Bukan seperti penjara.
Jangan sampai salah memilih sekolah anak kita. jika salah pilih anak kita akan menjadi stres dan tertekan dalam bersekolah. Saya selalu menyebut sekolah yagn membuat siswanya bahagia dengan sebutan Sekolahnya Manusia, sebab anak kita adalah manusia bulkan robot. Sekolah harus memantiuk dan megnembangkan sisi kemanusiaan anak kita yang hebat dan luar bisa. Adapun ciri-ciri sekolah tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, sekolah yang mempunyai program pembelajaran yang produktiif. Maksudnya adalah setiap siswa harus berkarya, menghasilkan sesuatu. Setiap siswa dilatih untukmemahami ilmu. Semua proses produktif itu dilakukan dengan semangat dan motivasi yang tinggi. Mereka bahagia melakukan itu semua. Tidak ada perasaan tertekan. Sebab target mereka adalah mereka bahagia dalam berkarya.
Pada titik inilah masalahnya. Kala anak-anak kita belajar dengan menyenangkan sesuai gaya belajarnya, maka pandangan kita sebagai orangtua mereka terlalu santai. Banyak orangtua masih beranggapan belajar itu adalah duduk rapi dan tenang di bangku, dan konsentrasi mendengarkan guru mengajar. Padahal anak kita belajar jika anak kita yang aktif, bukan gurunya. Pandangan yang keliru ini muncul sebab sekolah hanya menetapkan target-target kognitif yang berat. Inilah yang membuat anak kita tertekan di sekolah.
Kedua, sekolah yang mempunyai target pembelajaran adalah membuat siswanya bahagia. Tak dipungkiri kondisi siswa bermacam-macam, namun percayalah rasa bahagia itu cenderung sama bagi semua orang. Nah, tantangannya bagaimana setiap keunikan siswa dihargai sampai mereka berhasil merasakan bahagia di sekolah. Memang mudah untuk ditulis atau diucapkan, namun sulit untuk dijalankan. Rahasia sebenarnya ada pada diri setiap siswa. Ketika siswa yakin bahwa dirinya mampu, maka setiap tantangan akan mudah dilewati.
Ketiga, sekolah yang memandang setiap siswanya adalah bintang. Mereka sang juara. Sekolah yang memandang semua siswanya melalui kelebihannya, bukan kekurangannya. Sekolah yang melakukan ‘discovering ability’ kepada semua siswanya. Bakat dan minat selalu menjadi prioritas untuk mengembangkan potensi juara semua siswa.
Ayo jangan sampai salah memilihkan sekolah untuk buah hati kita. Zaman ini sudah semakin edan.
(Munif Chatib – Pendiri School Of Human Cibubur)
- Published in Artikel
SAATNYA SELESAI DENGAN DIRI SENDIRI, 50 TAHUN MUNIF CHATIB
Setengah abad adalah perjalanan hidup yang cukup panjang. Suka duka, jatuh bangun, dan segala pernak-pernik kehidupan sudah menghiasi. Mulai perjuangan membantu dengan keikhlasan hati sampai merasakan pengkhianatan beberapa teman. Pujian dan cacian bak derasnya air hujan. Sungguh, sebuah romantika hidup yang mengasyikkan.
Lima puluh tahun aku memasuki wilayah kematangan. Meskipun sulit, terus mencoba untuk menjadi orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Ya Allah, dekatkan selalu hamba ini dengan-Mu. Bantu hamba ini membuktikan bahwa Engkau mengalir dalam darahku. Terangi sisa waktuku untuk berhikmat kepada banyak orang.
Terima kasih, Engkau sudah hadirkan keluarga kecil dan orang-orang yang mencintaiku lahir dan batin. Mereka bahagia kalau aku sehat dan khawatir kalau aku sakit. Sungguh, keluarga yang sebenarnya adalah orang-orang yang tak pernah berhenti berdoa dan mendukung perjuangan membangun pendidikan dan peradaban.
Lima puluh tahun, saatnya selesai dengan diri sendiri. Lalu menyingsingkan lengan, membuka hati dan pikiran untuk membantu banyak orang. Bismillah …
5 Juli 1969
5 Juli 2019
- Published in Artikel
RAHASIA SUKSES SEBUAH PEMBELAJARAN
Oleh Munif Chatib*
Sebenarnya siswa itu manusia pembelajar. Ketika mereka ke sekolah, sungguh mereka berselera untuk belajar. Munculnya siswa MALAS belajar adalah SELERA BELAJAR itu hilang. Ada dua penyebab utama SELERA BELAJAR siswa hilang, pertama adalah MATERI yang TIDAK MENARIK. Kedua, GURU yang mengajarnya TIDAK MENYENANGKAN.
Penyebab MATERI yang TIDAK MENARIK itu antara lain materi ajar tidak konstektual, sangat abstrak. Sehingga siswa kesulitan menarik hubungan langsung antara materi dengan kehidupan sehari-hari. Juga materi yang disajikan TIDAK SESUAI dengan KEBUTUHAN SISWA. Sebagai seorang guru, saya selalu bertanya kepada diri sendiri tentang 2 hal sebelum mengajar. Apakah materi ini konstektual? Dan apakah memang sudah dibutuhkan oleh siswa? Tentunya berkaitan dengan jenjang pendidikan.
Sedangkan cara mengajar guru yang menyenangkan sangat tergantung kemampuan gur menguasai multi strategi mengajar.
Inilah dua hal besar rahasia berhasilnya seorang guru dalam mengajar.
Cibubur, 27 Januari 2016
Penulis buku GURUNYA MANUSIA
- Published in Artikel